Kerupuk Sambel Itu Seperti…

Hai, hai, apakabar, bunda?

Semoga sehat selalu, ya. Apa yang bunda rindukan selama masa pandemi ini? Adakah makanan yang Bunda rindukan saat ini? Yuk, ceritakan di sini?

Salah satu yang saya rindukan adalah ngemil kerupuk sambel. Kerupuk? Sambel? Kerupuk Sambel? Apa tuh???

Wong cirebon pastinya familiar dengan penganan yang satu ini. Cung, yang kangen kerupuk sambel? 🤭

Yup, saya mengenal kerupuk sambel sejak menikah dengan Paksu yang warga asli Cirebon.

Sebuah pesan kuno menjelaskan ketika kita menikah dengan seseorang, maka kita pun menikahi kerupuknya eh kebiasaannya. 🤭

Saya dan Paksu memiliki perbedaan kebiasaan dalam banyak hal, termasuk dalam hal santapan. Hal yang paling menarik diantaranya adalah ketika saya menemukan ragam kerupuk di kampung halaman Paksu, Cirebon. Dan olahan kerupuk favorit kami adalah Kerupuk Sambal.

Kerupuk sambal yang berisi susunan kerupuk melarat, ditimpa soun goreng, dan diguyur sambel dage ini rasanya yummy. Sambel dage ini sendiri dibuat dari campuran oncom atau dage, terasi dan cabai. Rasanya begitu khas, dan menciptakan sensasi unik ketika disantap bersamaan dengan kerupuk melarat yang renyah dan soun yang lembut.

Dan ternyata, saya belajar banyak dari Kerupuk Sambel ini. Ia tak setenar kakak-kakaknya, empal gentong, nasi jamblang, dan nasi lengko. Meski kalah pamor, ia tak pernah iri pada mereka. Kerupuk sambal tahu, ia begitu spesial. Saya tak bisa menemukannya di setiap tempat, tak ada di Bekasi sini. Hanya ada di sana, di Cirebon.

Dan ternyata dibalik rasanya yang nikmat banyak hikmah yang bisa saya petik. Terutama, saat saya bersama kamu, iya, kamu 🤭

Terkadang hubungan kita begitu menyenangkan, penuh canda dan tawa, laksana sensasi garing, renyah, kriuk dari kerupuk melarat. Satu waktu kita merasakan ada gejolak, sedih, kecewa seperti ketika menggigit cabe rawit di sambal dagenya. Tapi kita tak pernah menyesal telah menggigitnya kan? Mmm…seperti tantangan dalam menjalin relasi ini ya 🤭

Dan kala kita merasakan lembutnya soun, seperti itulah kala rasa sayang mendayu-dayu. Ahhh… semuanya itu berpadu dalam harmoni kehidupan kita. Oh, kerupuk sambal, saya belajar menikmati semua rasa suka, duka, bahagia, susah, sedih dan kecewa dengan tulus dan ikhlas. Momen yang suatu kala akan saya rindukan.

Wew… mulai melow, dah. Anyway, semangat menjalani hidup laksana Kerupuk Sambel dengan ragam rasanya, akan menjadi momen yang pas saat pandemi kali ini.

Salam Penikmat Kerupuk Sambal 😘

Tinggalkan komentar